Senin, 03 Oktober 2011

Pendidikan Seks cegah seks pra nikah


Salah satu pemicu munculnya seks pranikah adalah kurangnya informasi perihal seks pada anak.

Karenanya, kelancaran komunikasi antara orangtua dan anak mengenai seks berperan penting mencegah terjadinya seks pranikah.

Survei yang dilakukan Komnas Perlindungan Anak di tahun 2007 terhadap 10.833 remaja laki-laki berusia 15-19 tahun mencatat bahwa 72 persen diantara mereka sudah berpacaran. Dan 10,2 persen sudah pernah melakukan hubungan seksual.

Hasil yang tak jauh beda terdapat pada survei yang dilakukan pada remaja putri. Dari 9344 remaja putri, diketahui jika 77 persen dari mereka sudah berpacaran. Dan 6,3 persen sudah pernah berhubungan seks.

“Hasil tersebut sangat mencengangkan. Dari situ diketahui jika komunikasi orangtua dan anak sangat memengaruhi perilaku seks pranikah,” ujar ahli kesehatan anak dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) DR. Dr. H. Tb. Rachmat Sentika Sp.A. MARS dalam seminar mengenai MDGs di Jakarta.

Menurut Rachmat, informasi yang datang dari lingkungan pergaulan remaja saat ini harus diimbangi dengan informasi yang benar dari orangtua. Sebab informasi tentang seks yang diperoleh dari lingkungan biasanya tidak lengkap hingga bersifat menjerumuskan.

Rachmat menyarankan agar orangtua mendekati anak lewat lingkungan pergaulannya. Lalu masukkan pengetahuan yang benar mengenai seks, jika momennya tepat.

“Ini bukan artinya mengajari anak seks. Tapi mendidik anak soal seks (pendidikan seks). Bahwa hubungan seks itu bukan main-main dan untuk senang-senang. Tapi harus dilakukan dengan resmi dan bertanggungjawab,” tegas Rachmat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar